BLOGGER TEMPLATES AND YouTube Layouts »

Rabu, 23 Mei 2012

Ganja Sebagai Obat Asma

Asma adalah pendeknya nafas dan bersin-bersin yang disebabkan oleh kejang pada saluran bronkial. Produksi berlebihan dari lendir (mukus, dan pembengkakan membran mukus. Asma telah membunuh lebih dari 4000 orang Amerika setiap tahunnya. [1] Penelitian klinis menunjukkan bahwa THC (zat aktif pada ganja) bertindak sebagai bronchodilator, membersihkan saluran udara yang tersumbat dan memungkinkan nafas yang bebas. [2], [3] Dalam satu studi, mariyuana, “menyebabkan pembalikan segera dari asma yang dipicu oleh latihan dan hiperinflasi.” [4] Banyak kasus asma telah diobati dengan sukses baik dengan pengobatan alami maupun THC sintetis.

Dalam sebuah laporan, seorang wanita muda menggunakan marijuana dengan persetujuan dokternya. Selama beberapa tahun serangan asma yang biasa dia alami hampir sepenuhnya sembuh dengan dosis rendah dari asap ganja. [5]
Beberapa penderita asma yang telah menemukan pengobatan lewat penggunaan sintetis THC seringkali menyuarakan pilihan atas ganja yang alami dibandingkan denga marinol. Marinol disebut kurang efektif dibandingkan ganja yang alami serta jauh lebih banyak memiliki sifat psikoaktif.
Metode alternatif dari pemberian obat telah disarankan oleh Insitute of Medicine [6] dan banyak otoritas medis lainnya. Rencana untuk membuat inhaler (penghirup) THC yang tanpa pembakaran telah menerima banyak perhatian selama beberapa tahun, namun perancang telah gagal untuk menghasilkan sebuah contoh (prototipe) yang bisa bekerja. [7]
“Ekperimen yang meneliti efek antiasmatik THC dari ganja kebanyakan berasal dari tahun 1970-an dan merupakan studi yang akurat. Efek dari rokok ganja (dengan THC 2 persen) atau THC oral (15 mg), secara khusus menyamai dengan yang didapat dari dosis pengobatan obat-obatan bronkodilator umum (salbutamol, isoprenaline). Setelah menghirup, efeknya bertahan hingga sekitar dua jam. Karena menghirup bagian-bagian ganja dapat menyebabkan iritasi pada selaput lender (mucus), pemberian secara oral atau sistem pemberian alternatif yang lain akan lebih disukai. Sangat sedikit pasien yang mengalami bronchoconstriction (penyumbatan saluran bronkus) setelah menghirup THC